Lombok, MP
Gempa kuat melanda pulau Lombok telah menewaskan 82 orang dan melukai ratusan lainnya dengan ribuan bangunan rusak.
“Gempa berkekuatan 6,9 yang memicu kepanikan di antara wisatawan dan penduduk lokal pada Minggu malam, juga terasa di pulau tetangga Bali, ” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Senin(6/8) pagi.
Dikatakannya pula, peringatan tsunami awal yang kemudian dibatalkan telah memicu teror ketika penduduk berebut untuk mencapai tanah yang lebih aman.
“Orang-orang panik … terutama karena peringatan dini tsunami,” katanya.
Sebagian besar korban dalam bencana terakhir meninggal di pegunungan utara Lombok, jauh dari tempat wisata utama di selatan dan barat pulau. Ribuan orang dievakuasi ke luar penampungan.
Survei Geologi AS mengatakan gempa dangkal menghantam Lombok utara hanya 10 kilometer di bawah tanah dan diikuti oleh dua gempa sekunder lebih lanjut dan hampir dua lusin gempa susulan.
Petugas penyelamat mengatakan banyak kerusakan telah melanda kota utama Mataram Lombok. Ada sentakan kuat yang membuat orang berebut untuk keluar dari gedung.
“Semua orang segera keluar dari rumah mereka, semua orang panik,” kata Iman, kepada AFP.
Menteri Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam, yang berada di Lombok untuk konferensi keamanan ketika gempa melanda, menjelaskan di Facebook bagaimana kamar hotelnya di lantai 10 bergetar hebat.
“Dinding retak, cukup sulit untuk berdiri,” tuturnya. 
Meskipun peringatan tsunami dibatalkan, air laut mengalir ke dua desa, pejabat dinas bencana senior Dwikorita Karnawati mengatakan kepada televisi setempat.
Di pulau resor tetangga Bali bisa terdengar menjerit sebagai penduduk setempat dan wisatawan berlari ke jalan.
Bandara internasional Bali mengalami kerusakan di terminalnya tetapi landasan tidak terpengaruh dan operasi telah kembali normal, kata pejabat dinas bencana.
Fasilitas di bandara utama Lombok juga tidak terpengaruh, meskipun penumpang sempat dievakuasi dari terminal utama.(afp.com)