Tutuyan, MP
Petani di Sulawesi Utara mulai menjerit. Harga cengkih yang terus jatuh jadi penyebabnya. Mereka berharap, pemerintah campur tangan untuk melindungi masyarakat Sulut.
“So ja mulai panen ini mar kasiang, harga so lebe murah. Kurang 70 ribu lebe. Ya, torang kurang ba harap pamarentah boleh bantu akang,” keluh Penli Mokodompit, petani cengkih asal Tutuyan, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Jumat (14/6).
Hal yang sama di sampaikan Herry Karundeng, petani cengkih asal Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Boltim. Menurutnya, panen besar kali ini tak akan bisa dinikmati masyarakat jika harganya murah.
“Kali ini hasil panen sepertinya lebih baik. Kalau harga bagus, tentu akan memberikan manfaat dan nilai tambah kepada petani untuk mengembangkan pertanian dan usaha perkebunan,” ujarnya, Kamis (13/6).
“Sayang, harga sekarang terus anjlok. Kami khawatir, di puncak panen nanti harga akan terus turun. Mungkin hanya pemerintah yang bisa membantu kami,” tutur Karundeng.
Ia berharap pemerintah akan melakukan intervensi sehingga bisa menyelamatkan para petani dari bayang suram harga cengkih.
“Petani sudah paham, jika stok banyak maka harga turun. Kalau stok kurang, pasti harganya mahal. Tapi jangan kasian sampai jauh di bawah 100 ribu rupiah. Petani pasti rugi. Kami harap pemerintah bisa membantu agar harga tidak terus turun,” pintanya. (Allan Sumeleh)