KEIN Berharap Fasilitas Pengolahan Emas Bebas Merkuri AGC Dimanfaatkan Masyarakat

543

Airmadidi, MP

Sejumlah personil Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengunjungi salah satu site project Program Emas Rakyat Sejahtera (PERS) milik Artisanal Gold Council (AGC) di Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), Selasa (18/7). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau implementasi site project PERS tersebut.

Di lokasi itu, para personil lembaga pemberi saran soal ekonomi dan industri kepada presiden ini disambut Project Manager AGC Indonesia, Richard Gutierrez dan Deputy Program Manager AGC Indonesia, Darlis Nasution serta sejumlah personil Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulut yang merupakan mitra lokal AGC.

Berbagai pertanyaan terkait project tersebut dilontarkan tim KEIN dan langsung mendapat penjelasan dari Richard. Usai dialog, tim KEIN diajak untuk melihat langsung proses kerja peralatan pengolahan emas bebas merkuri dan sianida tersebut.

DR Raden Sukhyar, mewakili sejumlah anggota KEIN yang hadir, kepada para jurnalis menjelaskan bahwa KIEN bertugas memberikan masukan ke pemerintah. “Dalam konteks ini yang hadir adalah kelompok kerja khusus Komite Energi dan Sumber Daya Mineral, termasuk kegiatan-kegiatan mining seperti ini. Kita kembali ke filosofi bahwa penambangan rakyat sudah ada jauh sebelum republik ini ada. Khususnya penambang skala kecil. Bagaimana penambang skala kecil mulai dari identifikasi resouces sampai pengolahan bisa baik dan benar. Dan ini bisa menghidupakan masyarakat penambang,” paparnya.

Ia mengaku sangat senang menyaksikan project tersebut. “Ini adalah sumbangan Kanada jadi bagaimana proses ekstraksi emas bisa dilakukan maksimal dan terutama tanpa merkuri. Ini yang kami harapkan karena kita sudah terikat dengan Minamata Convention, bagaimana mengurangi merkuri di kegiatan penambangan,” tuturnya.

“Dan tentu kita harapkan yang penting bagaimana fasilitas ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat di sini. Harapan kita tentunya fasilitas seperti ini bisa dibangun di Indonesia,” sambung Raden.

KEIN berharap, ke depan pengelolaan peralatan tersebut akan tetap dilakukan oleh masyarakat. ”Soal keberlanjutan, tadi di diskusi pertama bagaimana alat ini bisa beroperasi, mempertahankan produktifitas dari ekstraksi emas. Kemudian tetap dioperasikan oleh masyarakat dan dibina oleh pemerintah daerah. Saran kita pemerintah provinsi Sulut,” kuncinya.

Sementara, Deputy Program Manager AGC Indonesia, Darlis Nasution mengaku sangat terhormat dengan kunjungan KEIN.  “Program PERS dan AGC merasa terhormat atas kunjungan dari perwakilan KEIN ini karena ada tujuan bersama antara program kami dan pemerintah Indonesia yaitu penghapusan merkuri di sektor pertambangan emas skala kecil,” ujar Nasution.

“Program PERS mengedepankan pendekatan komprehensif yang tidak hanya meliputi aspek teknis tapi juga bertujuan untuk mengintegrasikan aspek gender, hak, dan sosial ekonomi lainnya yang diimplementasikan dalam program ini,” terangnya.

Diketahui, PERS merupakan program peningkatan pembangunan sektor PESK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mata pencaharian, lingkungan, dan kesehatan bagi komunitas PESK di wilayah program di Indonesia. Program ini didanai oleh Global Affairs Canada (GAC) bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan diimplementasikan oleh AGC.