Manado, MP
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) melansir bahwa penyebab keracunan makanan di Langowan pada Rabu, 02-1-2019 disebabkan bakteri.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) provinsi Debie K. R. Kalalo kepada kepada Mangunipost.com diruang kerjanya, Jumat (18/1).
“Dari hasil Balai Besar POM (Pengawasan Obat Makanan) di Manado sempel mie basah, bakso dan tahu ditemukan bakteri Staphylococgus aureus (S. aureus), kalau yang lain seperti kecap dan kaldu tidak ada,” ujarnya.
Menurut dia, bakteri S. aeureus adalah bakteri gran positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakutatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berkelompok dan berpasangan. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernafasan atas atau kulit.
“Penyebab bakteri S. aureus karna tidak hiegenis (bersih) dan sanitasi yang kurang baik disarana produksi mei, tahu, bakso maupun rumah makan. Jadi permasalahannya adalah kebersihan. Bukan diakibatkan oleh borax, formalin dan pewarna lainnya,” bebernya.
Ia menjelaskan, bakteri S. Aureus kontaminasinya lebih banyak dari pengelola makanan.
“Karyawan atau orang yang mengelola makanan yang mempunyai luka, infeksi dan dari paru-paru ke atas sangat mudah menyalurkan S. Aureus. Sehingga pengelola makanan itu harus memakai sarung, masker atau ketika dia kurang sehat tidak bisa mengelola makanan,” jelasnya.
“Dinkes provinsi akan merekomendasi ke Dinkes Minahasa karena kewenangan untuk sarana itu ada di dinas kabupaten-kota untuk memberi penyuluhan, pengawasan, juga perlu ada pembinaan ke sarana produksi. diskes provinsi ikut dalam pendampingan,” tandasnya. (eka egeten)