Manado, MP
Pelopor olahraga paralayang Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Franky Kowaas alias Kengkang ditemukan tak bernyawa usai gempa Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) Selasa (2/10) 2018.
Tim Basarnas bersua dengan jenasah Kengkang pukul 14.20 Wita dan Loren Kowaas Pukul 14.00 Wita dalam reruntuhan Hotel Roa-Roa.
Nampak Rumah keluarga Kowaas Tagah di Jalan Stadion Klabat Selatan Nomor 77 sudah mulai dikerumuni masyarakat banyak.
Saat ini (3/10) pun sejumlah rekan dan kerabat dekat tengah menunggu di bandara Sam Ratulangi untuk menjemput jenasah ayah dari Lauhien, Limei dan Lingkan ini.
Selvie Sekeon, ibu dari istri Kowaas menyampaikan bahwa selama dia hidup sudah sangat baik bagi dia.
“Dia sangat sangat baik. Kalau ketemu saya dia sangat ramah. Sama seperti anak kandung saya sendiri. Kadang saya diurutnya kalau saya kelihatan capek. Pokoknya dia itu sangat perhatian dengan teman dan keluarga. Bergaul dengan siapa saja,” kata Selvie dengan nada sedih bercampur bangga.
Salah satu teman dekatnya Bob Sumoked, meskipun sedih sudah mengikhlaskan kepergian Kengkang ke alam baka nan kekal.
“Aku sungguh mengasihimu! Selamat jalan ke negeri yang indah dan permai, kakak,sahabat, mentor, partner sejati. 😇😇😇,” tutur Bob Sumoked.
Franky Kowaas ialah Sarjana Teologi lulusan Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT). Dia dikenal sebagai tou (manusia) seribu nyali. Aktif dalam kegiatan panjat tebing, arung jeram, terjun payung, pendakian beberapa puncak gunung tertinggi dunia, peduli alam lingkungan dan budaya serta Kemanusiaan. (Iswan Sual)