MP, Kulawi
Misi kemanusiaan yang diemban Relawan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa di lokasi bencana Sulawesi Tengah, penuh perjuangan.
Tim relawan harus melewati rintangan besar saat melakukan perjalanan menuju Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk menyalurkan bantuan logistik dengan menggunakan kendaraan, pada Sabtu (13/10).
Medan yang sulit harus dilewati. Kendaraan pengangkut logistik harus melalui beberapa pegunungan yang tinggi, curam dan longsor besar. Selain itu, kondisi tanah di jalan yang dilewati sangat labil. Sering terjadi longsor besar tiba-tiba, sehingga bisa mengancam nyawa para relawan.
Berbekal semangat dan amanat kemanusiaan, rintangan tersebut tidak menjadi penghalang. Relawan Pemkab Minahasa tetap melanjutkan misi kemanusiaan dengan mencari jalan alternatif lain. Ini supaya bantuan bisa tersalurkan dengan baik.
“Bagaimana pun, bantuan ini harus dibawa di Kulawi. Bagaimana pun caranya. Karena bantuan ini sangat dibutuhkan oleh warga disana sekarang ini,” ungkap Koordinator Relawan, Alexander Mamesah, SSTP.
Dituturkannya pula, selain di Kulawi, penyaluran bantuan telah dilakukan di beberapa gereja dan masyarakat yang ada di Kota Palu, Kabupaten Sigi, juga Donggala.
“Kami sudah berkomitmen bahwa misi kemanusiaan ini harus diselesaikan sampai bantuannya habis,” tutur Mamesah, selaku Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Minahasa.
Disampaikan Mamesah, selain bantuan logistik, Pemkab Minahasa juga memberikan bantuan kesehatan di Kota Palu dan di Kecamatan Kulawi.
“Selain membuka Posko penyaluran bantuan logistik, ada juga Posko pelayanan kesehatan secara gratis yang ada di Palu dan kecamatan Kulawi,” ucap Mamesah.
Ia juga menambahkan bahwa relawan Pemkab Minahasa akan kembali, apabila misi kemanusiaan ini sudah selesai.
Akibat gempa bumi 28 September lalu, ribuan rumah warga yang ada di empat Kecamatan di Kabupaten Sigi mengalami rusak berat. Eempat kecamatan tersebut yaitu, Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro dan Lindu. Menyebabkan ribuan warga harus mengungsi dan mendirikan tenda di lapangan dan halaman rumah karena takut akan terjadi gempa susulan.
Gempa ini juga menyebabkan beberapa desa di empat kecamatan tersebut hingga kini masih terisolir. Warga disana belum menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten dan Provinsi Sulteng. (Kelly Korengkeng)