MANADO, ManguniPost.com – Persoalan kebijakan penertiban tambang legal di wilayah Potolo, Desa Tanoyan Selatan, Kecamatan Lonayan, Bolmong, kini menjadi tanya besar.
Pasalnya, sempat beredar isu kalau Kapolda Sulut, Irjen Pol Royke Lumowa nekad mengambil langkah penertiban karena adanya desakan dari eks polisi berpangkat Brigadir.
Menariknya lagi, oknum mantan polisi tersebut disebut-sebut telah melakukan manuver melalui media guna mendesak Kapolda Sulut mengambil langkah penertiban terhadap tambang di Potolo.
Padahal, salah satu pengelola tambang emas di sana memiliki dasar hukum jelas, yakni bersandar pada tiga koperasi yakni Hatama, Waskita Utama dan Medio Potolo. Namun, kerap dituding sebagai pengelola tambang illegal.
Menyikapi hal tersebut, SW alias Stenly saat dihubungi awak media, ikut menuturkan kalau manuver oknum polisi berpangkat brigadier tersebut sangat berlebihan.
“Dia buka lokasi tambang di titik sekitar. Tapi gagal dan merugi. Lantas dia paksa mau menambang di lokasi orang. Tapi tidak diberi pemilik lokasi. Lalu saya yang dia seret sebagai mafia di tambang itu,” tutur Stenly.
Lebih lanjut, dirinya menegaskan kalau dirinya hanya pengelola bukan pemilik tambang. “Saya bukan pemilik tambang. Bukan mafia atau apalah. Saya tahu kemauan oknum yang mendesak penertiban tambang Potolo. Tapi masakan karena gagal dan tidak produktif kemudian memaksa penegak hukum menutup tambang resmi yang sudah bertahun-bertahun menjadi dapur hidup masyarakat,” curhatnya.
Terkait sikap Kapolda Sulut yang terlalu cepat mengambil keputusan, Stenly pun berharap agar langkah penertiban dilakukan secara murni tanpa ada intervensi pihak lain.
“Alangkah baiknya teliti dulu motif orang yang mendesak penertiban tambang resmi. Jangan karena kegaduhan yang diciptakan seseorang, hak rakyat untuk mengakses kebutuhan hidup ditutup,” ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga membeberkan kalau oknum polisi tersebut sempat memerasnya dengan meminta sejumlah uang yang berbunyi ratusan juta. Tapi, tidak diberikan. Sehingga, langkah untuk menjatuhkan tambang yang dikelola Stenly pun dilakukan. (*)