Tondano, MP
Forum Komunikasi Mahasiswa Tidore Kepulauan (FKMTK) Minahasa Sulawesi Utara (Sulut), gelar Dialog Kepemudaan bertema ‘Sumpah Pemuda: Sejarah & Eksistensi Pemuda Dalam Arus Globalisasi’, Jumat (25/10). Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Negeri Manado (UNIMA) itu menghadirkan akademis UKIT, Rikson Karundeng dan Ketua Umum PMII Cabang Manado periode 2017-2018, Jafar Noh Idrus. Sejumlah rekomendasi diberikan para pemantik dalam dialog itu.
Semangat pemuda dalam konteks memerdekakan bangsa ini, lahir dari paguyuban-paguyuban pemuda yang ada pada waktu itu. Hal ini dijelaskan oleh Karundeng saat memaparkan materinya.
“28 Oktober 1928, merupakan momen dimana paguyuban-paguyuban seperti ini (FKMTK, red) berkumpul dan berkomitmen untuk menyingkirkan perbedaan, lalu membuat sebuah komitmen. Satu tanah Air, satu bangsa, dan satu bahasa. Ini kemudian yang dikenal sebagai sumpah pemuda,” jelas Karundeng.
Dalam materinya ia juga memberikan rekomendasi untuk kader FKMTK. “Jadikan juga FKMTK sebagai wadah untuk selalu mendiskusikan tentang permasalahan daerah,” tambah Karundeng.
Pemantik lainnya, Jafar Noh Idrus, menjelaskan bahwa pemuda harus mampu menjaga semangat kebangsaan, nasionalisme, dan kebudayaan.
“Ketiga semangat ini yang harus kita jaga sebagai pemuda agar nantinya tak tergiring arus globalisasi,” pungkas Noke, sapaan akrab Jafar Noh.
Noke juga menambahkan, di era globalisasi, pemuda jangan sampai hilang identitas dan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
“Mempertegas jati diri dan mempertegas kebudayaan, sangatlah penting agar kita tak kehilangan identitas,” tutup Noke.
Dialog kepemudaan ini digelar dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda. (Suryadi Maradjabesy)