Tomohon, MP
Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPTK) GMIM, boleh tetap eksis karena dukungan gereja-gereja mitra, termasuk gereja-gereja anggota Sinode Am. Hal tersebut diungkapkan Rektor UKIT, Pendeta DR Richard Siwu, MA., Ph.D., saat perayaan dies natalis ke-57
Fakultas Teologi UKIT, Senin (7/10), di lapangan Kalutay, Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara.
“Cikal bakal Fakultas Teologi UKIT adalah PPTh (Perguruan Tinggi Theologia (PPTh), 7 Oktober tahun 1962. Tiga tahun kemudian baru UKIT berdiri. Sebagai pimpinan UKIT, kami bersyukur karena Fakultas Teologi masih tetap menunjukkan semangat tahun 62 di dies natalis ke-57 ini. Semangat tanpa pamrih,” tandasnya.
Pendeta Siwu juga mengaku sangat bersyukur karena masih ada orang-orang yang datang ke UKIT YPTK dengan pengorbanan, memberi pikiran, tenaga, bahkan uang dan bukan mencari uang.
“Kita mengalami penzaliman, tapi kita masih tetap dapat perhatian dari banyak orang di Indonesia. Ada tua-tua jemaat GMIM yang selalu membantu kita. Terima kasih Profesor Margaretha Liwoso, DR Kim dari Korsel, Profesor Mazak Ratag, untuk dukungan bagi kami,” tutur Siwu.
“Terima kasih untuk gereja-gereja Sinode AM dan beberapa gereja lain yang terus mendukung kami. Sekarang 99 persen mahasiswa kita berasal dari gereja-gereja ini. Terima kasih banyak dukungannya,” ucapnya.
Ucapan terima kasih juga diberikan kepada para alumni UKIT yang tetap memberikan dukungan bagi kampus ini.
“Kenapa kita masih bisa merayakan dies katalis ke-57, karena ada begitu banyak pihak yang terus mendukung, berjuang bersama kita. Ada dosen dan pegawai yang tetap komitmen untuk berjuang bersama,” kata DR Denni Pinontoan, M.Teol., ketika menyampaikan ucapan terima kasih.
“Terima kasih alumni yang hingga kini masih terus menunjukkan cintanya terhadap ibu. Walaupun harus menghadapi berbagai resiko, tekanan, cercaan. Terima kasih para tetangga yang terus mendukung kami. Terima kasih warga GMIM yang terus bersama, berjuang. Dan kepada mahasiswa yang memilih setia bersama dalam jalan sunyi ini,” tutur Pinontoan. (Eka Egeten)